Akar Dulu, Batang Buah Kemudian

Hai warga Kampung Komunitas. Adakah di sini yang senang berkebun? Apa hal yang paling menyenangkan ketika sedang bermain-main di kebun?

Ada yang bilang bahwa hal yang paling menyenangkan adalah ketika melihat tanaman yang kita tanam mulai menghasilkan buah. Ada pula yang bahagia ketika kuncup-kuncup bunga mulai bermekaran dan mengeluarkan wangi semerbak. Ada pula yang merasa damai ketika pohon mulai berdaun lebat hingga meneduhkan jiwa dan raga. Tapi, adakah di sini yang merasa bersemangat mendapati tanamannya sedang berproses menghujamkan akar jauh ke dalam tanah?

Mungkin kita perlu belajar pada pohon bambu. Tahukah kamu bahwa pohon bambu butuh waktu hingga lima tahun untuk menguatkan akarnya? Selama masa itu, bambu yang muncul di permukaan tanah hanya berukuran sentimeter saja. Saat itu mungkin keberadaannya seolah tak dianggap. Namun, jangan ditanya, di tahun berikutnya dia akan tumbuh melejit menjulang ke angkasa.




Ketika angin bertiup dengan kencang, bambu sama sekali tak roboh. Dia justru asyik bergoyang-goyang mengikuti tiupan angin. Ini bukan karena bambu memiliki batang yang kokoh, melainkan karena dia sudah menyiapkan akar yang begitu kuat. Dengan persiapannya yang matang, pohon bambu pun memiliki masa hidup yang panjang. Tak perlu diragukan juga, manfaatnya pun banyak diambil oleh manusia.

Belajar dari filosofi bambu yang sibuk menguatkan akar alih-alih bergegas menumbuhkan batang, konsep ini akan diangkat di Konferensi Perempuan Indonesia 2023. Perempuan Indonesia akan diajak untuk kembali menguatkan akar dirinya, akar keluarganya, komunitasnya, ekosistem, dan negaranya hingga mampu bergerak dengan kokoh sesuai bidangnya.

Maka, tak perlu fear of missing out hingga kalang kabut bergerak tak tentu arah. Tak masalah mengambil jeda sejenak. Tengok lagi lebih dalam. Mari kita memperkuat akar terlebih dahulu.


0 comments