Karena Kamu Begitu Berharga
Sebagai ibu rumah tangga yang dominan menghabiskan waktunya di rumah, seorang perempuan tak jarang merasa berkecil hati. Perasaan tak berdaya seringkali menghinggapi para ibu yang bekerja di ranah domestik. Kurang bersosialisasi, tidak menghasilkan secara ekonomi, minim aktualisasi diri, tidak ada apresiasi, rasanya semakin membenamkan para ibu rumah tangga pada perasaan tak berdaya. Kemudian, bisikan-bisikan kerdil pun mulai melanda. Seolah-olah perempuan yang berdaya di luar rumah jauh lebih berharga.
Padahal, pepatah 'rumput tetangga akan selalu terlihat lebih hijau' agaknya sudah bukan menjadi hal asing lagi. Ibu yang bekerja di ranah publik pun tak sedikit yang merasa iri dengan kemudahan yang dimiliki ibu rumah tangga. Kebersamaan bersama ananda dan otoritas penuh mengatur rumah tangga adalah contoh hal yang sering didambakan para ibu kantoran.
Kondisi ini memang tidak akan ada habisnya jika ingin disandingkan. Karena itu, keduanya memang tidak selayaknya disejajarkan untuk diperdebatkan. Hal yang harus dilakukan justru mensyukuri kelebihan dari peran yang dipilih.
Hal-hal yang dipandang baik oleh orang lain itulah tanda kekuatan kita. Poin ini juga penanda peran yang dapat kita lakukan. Ibu rumah tangga yang memiliki keistimewaan waktu lebih untuk mendampingi ananda sebaiknya fokus saja pada kelebihan tersebut. Misalnya, dengan merancang kegiatan beragam bersama ananda. Dengan begitu, ibu akan selalu disibukkan dengan hal-hal positif yang menjadi kekuatannya.
Begitu juga dengan kita sebagai manusia. Ibu rumah tangga tidak dituntut untuk memperoleh pencapaian sebagaimana ibu bekerja di ranah publik. Ibu rumah tangga yang merasa memiliki kelemahan karena tidak dapat produktif secara ekonomi tidak perlu meratakan lembah untuk tergesa-gesa memiliki penghasilan sendiri. Mungkin ia justru lebih cakap mengatur pengeluaran karena memiliki peran dominan mengatur rumah tangga. Pada akhirnya, urusan finansial pun teratasi meski melalui jalan berbeda.
Oleh sebab itu, tak perlu merasa berkecil hati ketika ibu hanya berada di rumah. Tak perlu silau dengan kilau kesuksesan ibu di luar sana. Setiap perempuan pasti berharga dengan kekuatan yang dimilikinya.
Padahal, pepatah 'rumput tetangga akan selalu terlihat lebih hijau' agaknya sudah bukan menjadi hal asing lagi. Ibu yang bekerja di ranah publik pun tak sedikit yang merasa iri dengan kemudahan yang dimiliki ibu rumah tangga. Kebersamaan bersama ananda dan otoritas penuh mengatur rumah tangga adalah contoh hal yang sering didambakan para ibu kantoran.
Kondisi ini memang tidak akan ada habisnya jika ingin disandingkan. Karena itu, keduanya memang tidak selayaknya disejajarkan untuk diperdebatkan. Hal yang harus dilakukan justru mensyukuri kelebihan dari peran yang dipilih.
Fokus Pada Kekuatan, Bukan Kelemahan
Tak ada pilihan hidup yang selalu positif. Setiap kondisi pasti disertai satu sisi kebaikan dan satu sisi keburukan. Alih-alih saling menengok sisi baik dan buruk dari setiap pilihan peran manusia, akan lebih baik jika kita fokus pada sisi kebaikan yang kita punya dan mengantisipasi kekurangan yang mungkin terjadi.Hal-hal yang dipandang baik oleh orang lain itulah tanda kekuatan kita. Poin ini juga penanda peran yang dapat kita lakukan. Ibu rumah tangga yang memiliki keistimewaan waktu lebih untuk mendampingi ananda sebaiknya fokus saja pada kelebihan tersebut. Misalnya, dengan merancang kegiatan beragam bersama ananda. Dengan begitu, ibu akan selalu disibukkan dengan hal-hal positif yang menjadi kekuatannya.
Memasak dapat menjadi alternatif kegiatan bersama ananda di rumah (foto: tirachardz dari Freepik). |
Meninggikan Bukit, Tak Perlu Meratakan Lembah
Kemudian, bagaimana dengan kelemahan yang ibu rumah tangga miliki? Kembali lagi, ibarat meninggikan bukit, cukup fokus pada kekuatan. Tak perlu meratapi kelemahan hingga ingin menutupinya bagai meratakan lembah. Seekor burung yang pandai terbang hanya fokus untuk terbang saat mencari makan. Dia tidak tertarik untuk menyelam ke dasar lautan meski di sana ada makanan-makanan beragam yang terlihat menyenangkan.Begitu juga dengan kita sebagai manusia. Ibu rumah tangga tidak dituntut untuk memperoleh pencapaian sebagaimana ibu bekerja di ranah publik. Ibu rumah tangga yang merasa memiliki kelemahan karena tidak dapat produktif secara ekonomi tidak perlu meratakan lembah untuk tergesa-gesa memiliki penghasilan sendiri. Mungkin ia justru lebih cakap mengatur pengeluaran karena memiliki peran dominan mengatur rumah tangga. Pada akhirnya, urusan finansial pun teratasi meski melalui jalan berbeda.
Oleh sebab itu, tak perlu merasa berkecil hati ketika ibu hanya berada di rumah. Tak perlu silau dengan kilau kesuksesan ibu di luar sana. Setiap perempuan pasti berharga dengan kekuatan yang dimilikinya.
Penulis: Avi Ramadhani (IP Soloraya)
Post a Comment for "Karena Kamu Begitu Berharga"
Post a Comment