Bahasa Isyarat, Jembatan Persahabatan bagi Teman Tuli dan Teman Bisu
Tahukah Kawran bahwa tanggal 23 September diperingati sebagai Hari Bahasa Isyarat Internasional (International Day of Sign Languages)? Pertama kali diperingati pada tanggal 23 September 2018, Hari Bahasa Isyarat Internasional bertepatan dengan peringatan berdirinya Federasi Tuna Rungu Dunia (World Federation of the Deaf) pada tahun 1951.
Peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional menunjukkan kesadaran akan pentingnya bahasa melalui isyarat. Akses atau penggunaan bahasa isyarat sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan individu tuli dan bisu.
Menurut data WHO, Organisasi Kesehatan Dunia, sebanyak 466 juta orang di dunia mengalami gangguan pendengaran. Bagi sebagian mereka, penggunaan alat bantu dengar dapat meningkatkan pendengaran. Namun, pada beberapa kasus alat bantu dengar tidaklah bermanfaat karena tingkat kerusakan/keparahan gangguan pendengaran yang dialami. Sementara yang lainnya tidak memiliki akses ke alat bantu dengar sehingga bahasa isyarat menjadi satu-satunya alat untuk berkomunikasi. Karena itulah, bahasa isyarat mempunyai peran sama pentingnya seperti bahasa lisan.
Apa perbedaan antara keduanya?
BISINDO muncul secara alami dalam budaya Indonesia. Bahasa ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, mudah dipahami, dan sesuai perkembangan Bahasa Indonesia. Selain itu, dipengaruhi oleh interaksi nilai-nilai tiap daerah dan menggunakan dua tangan.
Adapun SIBI diadopsi dari American Sign Language (ASL). Bahasa ini digunakan dalam dunia pendidikan/formal, memiliki struktur yang sama, dan memiliki awalan dan akhiran. Ia dianggap lebih sulit karena memiliki kosakata yang baku dan rumit dan menggunakan satu tangan.
Ternyata, bahasa isyarat bukanlah bahasa universal. Berikut ini beberapa bahasa isyarat yang banyak digunakan di seluruh dunia:
British Sign Language (BSL)
French Sign Language (FSL)
American Sign Language (ASL)
Irish Sign Language (ISL)
Chinese Sign Language (CSL/ZGS)
Indo-Pakistani Sign Language
Di beberapa negara, akses penggunaan bahasa isyarat sudah umum. Sayangnya di banyak negara seperti di wilayah Asia, termasuk Indonesia, penggunaan bahasa isyarat masih kurang dukungan. Jumlah orang yang bisa bahasa isyarat atau tersertifikasi resmi mampu menggunakan bahasa isyarat masih minim.
Bahasa isyarat adalah salah satu hak asasi bagi penyandang disabilitas tuli/bisu. Pemerintah juga sudah menyediakan lembaga resmi untuk kita bisa belajar bahasa isyarat. Semoga semakin banyak tenaga profesional yang dapat menggunakan bahasa isyarat dalam berbagai bidang.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menyebarkan kesadaran akan pentingnya bahasa isyarat. Dimulai dengan mengedukasi diri kita untuk mempelajari bahasa isyarat agar dapat berkomunikasi dengan teman tuli/bisu. Bagaimana caranya belajar bahasa isyarat?
1. Belajar mandiri lewat video tutorial yang banyak beredar di media sosial
2. Belajar mandiri lewat aplikasi Sibiku yang bisa diperoleh di Google Play Store. Aplikasi ini menyediakan materi pembelajaran lewat video, gambar, dan latihan praktis.
3. Kursus belajar bahasa isyarat lewat lembaga misalnya di Lembaga Bahasa Internasional (LBI) FIB UI
Mempelajari bahasa isyarat dapat membantu meningkatkan kecerdasan dan perkembangan otak kiri dan kanan. Manfaat lainnya adalah dapat memperkaya ekspresi dan memudahkan komunikasi dengan para penyandang tuli/bisu. Selain itu, menciptakan lingkungan yang ramah disabilitas.
Peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional menunjukkan kesadaran akan pentingnya bahasa melalui isyarat. Akses atau penggunaan bahasa isyarat sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan individu tuli dan bisu.
Dengan belajar bahasa isyarat, kita dapat menambah teman baru dari berbagai kalangan, khususnya komunitas tuli dan bisu. Bukan hanya sekadar berbincang, kita juga bisa menjadi teman baik mereka karena secara tidak langsung kita turut berempati dan merasakan perjuangan mereka.
Bahasa isyarat membantu komunikasi bagi teman tuli dan bisu (ilustrasi: storyset di Freepik). |
Penggunaan Bahasa Isyarat di Indonesia
Bahasa isyarat tidak hanya digunakan oleh teman tuli/tuna rungu, tetapi bisa juga digunakan oleh orang yang mempunyai gangguan bicara (tuna wicara). Di Indonesia, penggunaan bahasa isyarat ada dua macam, yaitu Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).Apa perbedaan antara keduanya?
BISINDO muncul secara alami dalam budaya Indonesia. Bahasa ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, mudah dipahami, dan sesuai perkembangan Bahasa Indonesia. Selain itu, dipengaruhi oleh interaksi nilai-nilai tiap daerah dan menggunakan dua tangan.
Adapun SIBI diadopsi dari American Sign Language (ASL). Bahasa ini digunakan dalam dunia pendidikan/formal, memiliki struktur yang sama, dan memiliki awalan dan akhiran. Ia dianggap lebih sulit karena memiliki kosakata yang baku dan rumit dan menggunakan satu tangan.
Ternyata, bahasa isyarat bukanlah bahasa universal. Berikut ini beberapa bahasa isyarat yang banyak digunakan di seluruh dunia:
British Sign Language (BSL)
French Sign Language (FSL)
American Sign Language (ASL)
Irish Sign Language (ISL)
Chinese Sign Language (CSL/ZGS)
Indo-Pakistani Sign Language
Di beberapa negara, akses penggunaan bahasa isyarat sudah umum. Sayangnya di banyak negara seperti di wilayah Asia, termasuk Indonesia, penggunaan bahasa isyarat masih kurang dukungan. Jumlah orang yang bisa bahasa isyarat atau tersertifikasi resmi mampu menggunakan bahasa isyarat masih minim.
Bahasa isyarat adalah salah satu hak asasi bagi penyandang disabilitas tuli/bisu. Pemerintah juga sudah menyediakan lembaga resmi untuk kita bisa belajar bahasa isyarat. Semoga semakin banyak tenaga profesional yang dapat menggunakan bahasa isyarat dalam berbagai bidang.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menyebarkan kesadaran akan pentingnya bahasa isyarat. Dimulai dengan mengedukasi diri kita untuk mempelajari bahasa isyarat agar dapat berkomunikasi dengan teman tuli/bisu. Bagaimana caranya belajar bahasa isyarat?
1. Belajar mandiri lewat video tutorial yang banyak beredar di media sosial
2. Belajar mandiri lewat aplikasi Sibiku yang bisa diperoleh di Google Play Store. Aplikasi ini menyediakan materi pembelajaran lewat video, gambar, dan latihan praktis.
3. Kursus belajar bahasa isyarat lewat lembaga misalnya di Lembaga Bahasa Internasional (LBI) FIB UI
Mempelajari bahasa isyarat dapat membantu meningkatkan kecerdasan dan perkembangan otak kiri dan kanan. Manfaat lainnya adalah dapat memperkaya ekspresi dan memudahkan komunikasi dengan para penyandang tuli/bisu. Selain itu, menciptakan lingkungan yang ramah disabilitas.
Mari bersama kita wujudkan inklusivitas dengan memberikan akses dan kesempatan yang sama kepada teman-teman difabel. Selamat Hari Bahasa Isyarat Internasional!
Penulis: Rohmah Rahmawati (IP Efrimenia)
Post a Comment for "Bahasa Isyarat, Jembatan Persahabatan bagi Teman Tuli dan Teman Bisu"
Post a Comment